Perkenalan dan Perjalanan Diterima di ITB (PART 2)


Lanjutan part 1:

Setelah mendaftar SNMPTN, dilanjutkan mendaftar Akpol yang penuh lika-liku untuk menyelesaikan persyaratan di Polres sampai ke Polda. Cerita UN saya skip, karena itu akan tulis pada bagian cerita SMA yang akan saya bedakan dari tema ITB ini hehe. Setelah UN, tes yang pertama kali dimulai adalah Akpol. Dimulai dari verifikasi berkas di Polres, saya mendaftar Akpol sendiri dari SMA karena teman saya yang lain memilih CABA untuk calon bintara. Sedangkan Akpol adalah untuk calon perwira.

Lanjut ke tes pertama adalah verifikasi berkas dan cek kesehatan singkat. Tes ini dapat dengan mudah dilalui oleh siapapun yang benar-benar sehat jadi saya juga lolos. Tes kedua adalah cek kesehatan luar yang bertempat di Polda Metro Jaya. Hari cek kesehatan luar ini tepat sehari sebelum pengumuman SNMPTN.

Yang pertama adalah tinggi dan berat badan, pada bagian ini berat dan tinggi saya ideal sehingga tidak ada kekhawatiran. Kedua adalah cek mulut, hidung, dan telinga. Saat bagian ini saya langsung merasa tidak yakin lolos. Sebab gigi depan saya jika dilihat secara detail memang tidak rapih dan saya tidak pernah menggunakan behel. Sejak tes ini sebenarnya saya sudah merasa mendapat nilai minus yang cukup besar. Tes ketiga adalah cek mata dan buta warna, bagian ini sangat mudah dilewati bagi yang tidak buta warna.

Tes terakhir pada cek kesehatan luar adalah cek seluruh badan dan postur. Tes ini menurut saya yang paling membuat saya agak geli, tapi berkesan karena sering teringat. 10 orang masuk kedalam ruangan dan disuruh melakukan sesuatu yang tidak ingin saya lakukan lagi. Ya, kami disuruh telanjang bulat pada saat itu. Jika membayangkan lagi pada saat itu, saya ingin tertawa. Sebelum membuka pakaian terakhir semua orang saling menengok dan ragu-ragu untuk membuka wkwk (bener-bener lucu ini). Nah lalu diceklah semua bagian tubuh oleh dokter lelaki dan wanita. Saya skip saja lah pokoknya tes ini berjalan lancar tanpa hambatan.

Selesai tes, panitia penerimaan mengatakan bahwa hasil tes dapat dilihat di dinding polda pada malam itu pukul 24.00. Karena saya merasa sudah tidak yakin dan jarak dari rumah yang cukup jauh, saya tidak hadir pada malam itu. Saya hanya titip untuk dilihatkan oleh teman yang saya kenal karena satu kloter dengan saya saat tes tersebut.

Pagi harinya ternyata bukan kabar gembira yang ada, teman saya mengabarkan bahwa nama saya tidak ada di daftar nama yang lolos. Saya sedih karena dua hal, pertama saya tidak lolos salah satu dari 3 pilihan yang artinya hanya 2 lagi peluang. Dan yang kedua adalah saya tidak difotokan daftar namanya sehingga tidak tahu apakah saya memang tidak lolos atau akal-akalan teman tersebut untuk mengurangi saingan. Tapi saya gak suudzon kok hehe.

Hari itu juga bertepatan dengan pengumuman SNMPTN, saya sangat tegang saat itu. Oleh karenanya, sambil menunggu pengumuman yang katanya sore hari saya bermain game terlebih dahulu. Ya, game menurut saya dapat mengurangi pikiran saya tentang kegagalan Akpol saat itu.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan antusias web SNMPTN pun sudah saya buka sejak sebelum jadwal. Setelah sesuai dengan waktunya saya pun mencoba login, namun apadaya sepertinya server penuh. Selama satu jam saya me-refresh page tetap tidak dapat login untuk melihat warna hijau atau merah tanda lolos dan ketidaklolosan.

Karena sepertinya sudah terlalu lama menunggu, saya mencari alternative lain di internet. Ternyata untuk yang mendaftar ITB dapat melihat pengumuman di website ITB. Sebelum mencari nomor registrasi saya, saya berdoa kepada Allah supaya dapat diterima di ITB. Saat pencarian, Alhamdulillah ternyata saya diterima di pilihan pertama yakni Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM). Secara langsung saya sujud syukur dan sedikit menangis bahagia karena kesempatan yang telah diberikan oleh Allah untuk dapat berkuliah di ITB.

Setelah itu saya masih belum tenang, karena belum melihat tanda hijau di website SNMPTN. Besoknya setelah saya cek Alhamdulillah saya benar-benar diterima dan bukan kesalahan sistem. Ya begitulah cerita perjalanan saya saat diterima di ITB.

Untuk cerita selanjutnya akan saya usahakan update setiap minggu. Terimakasih sudah berkunjung.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment