http://kawahputihciwidey.com/wp-content/uploads/2016/01/Gunung-Tangkuban-Perahu.jpg |
Asal
Usul Gunung Tangkuban Perahu
Di Jawa Barat tepatnya di
Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah dan tiket masuknya tidak terlalu mahal yaitu
Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik.
Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik.
Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang
terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah
Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai
seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas,
sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda
istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan
benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya
Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau
mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan,
datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke
tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi
harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup
berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi
memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang.
Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor
anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia,
bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan
dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi
menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan
suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa
putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat
terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya
di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira
daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai
Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang
berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa
yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam
kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas
perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya.
Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka
yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara
untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian,
Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia
jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka
tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi
pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang
mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi
Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri.
Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya.
Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat
perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah:
Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit
lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus
sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja.
Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak
lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil
jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari
sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang
pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa
Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk
merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari
terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah
ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu
buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam
keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang
menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari
tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan
yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk
sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak
terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon