Kaki terkilir memang sangat
tidak menyenangkan. Saat sedang berolahraga baik itu jogging, futsal, main
voli, basket dan lain sebagainya. Rasa ini akan mengakibatkan kaki sangat sakit
untuk digunakan berjalan. Untuk mengobati terkilir yang sudah terlanjur
terjadi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yakni:
Tanpa obat:
-
Untuk
terkilir yang tidak parah, selama 24 jam pertama bisa dibantu dengan kompres
dingin untuk mengurangi pembengkakan.
-
Mungkin
diperlukan penopang berupa perban pembalut elastis. Lakukan kegiatan seperti
biasa dengan hati-hati sambil mencoba sedikit-sedikit menggunakan sendi yang
terkena.
- Untuk
mengurangi pembengkakan, bisa juga dibantu dengan ramuan tradisional. Parutan 2
ruas jahe (Ziniber officinale, Rosc.) ditambahkan sedikit garam, dibalurkan
pada bagian tubuh yang terkilir. Lakukan ini 2x sehari.
- Dengan
segenggam kacang hijau (Phaseolus radiatus, L.) mentah, sedikit sereh
(Cymbopogon nardus, L. Rendle, atau Adropogon nardus, L.) dan sedikit air,
ditumbuk sampai agak halus. Balurkan ramuan ini ke bagian yang terkilir, lalu
balut.
Obat bebas:
- Untuk
mengurangi rasa sakit bisa digunakan obat asetaminofen atau obat-obat
antiradang nonsteroid seperti ibuprofen untuk rasa sakit yang disertai
pembengkakan.
Obat/tindakan
dokter:
Bila
terkilir yang dialami cukup serius sehingga sendi tidak stabil, dokter akan
memberi tindakan yang sesuai kondisi. Bagian yang terkilir mungkin akan diberi
pelat agar tidak bisa digerakkan.
Cedera paling
sering yang dialami ketika berolahraga mungkin adalah otot terkilir. Bahasa
medisnya disebut juga dengan sprain dan strain.
Sprain = teregangnya ligamen (jaringan
ikat/penghubung yg kuat) sehingga menimbulkan robekan parsial/sebagian.
Strain = teregangnya otot dan tendon
(jaringan ikat/penghubungan yg kuat yg menghubungkan otot dengan tulang).
Terkilir
paling sering terjadi pada ankle/pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan
ruas2 jari. Secara umum, gejalanya adalah nyeri, bengkak, kulit tampak
kemerahan, dan tentunya akan mengganggu fungsi bagian yang terkena. Apa yang
harus dilakukan pertama kali/pertolongan pertama?
Prinsip
terapinya adalah RICE:
R = rest/istirahat.
Segera berhenti melakukan segala aktivitas, pepatah “no pain no gain” yang
dianut beberapa olahragawan tidak dapat dibenarkan dalam kasus ini. Aktivitas
yang berlebih pada bagian tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi
lebih lanjut, misal ligamen yang robek akan semakin parah, bahkan seringkali
terkilir disertai pula dengan fraktur/patah/retak pada tulang.
I = ice.
Ingat, es bukan kompres hangat!!! saat cedera baru berlangsung, akan terjadi
robekan pembuluh darah yang berakibat keluarnya “isi” pembuluh darah tersebut
ke jaringan sekitar nya sehingga bengkak, pembuluh darah sekitar tempat cedera
juga akan melebar (dilatasi) sebagai respon peradangan. Pemberian kompres
dingin/es akan “menyempitkan” pembuluh darah yg melebar sehingga mengurangi
bengkak. Kompres dingin bisa dilakukan 1-2 kali sehari, jangan lebih dari 20
menit karena justru kan mengganggu sirkulasi darah.
Sebaliknya, saat cedera sudah kronik, tanda2 peradangan seperti bengkak, warna merah, nyeri hebat sudah hilang, maka prinsip pemberian kompres hangat bisa dilakukan
C =
compression. Kompres/penekanan pada bagian cedera, bisa dilakukan dengan
perban/dibalut. Jangan terlalu erat, tujuannya untuk mengurangi pembengkakan.
E =
elevation. Jika ankle kaki yg terkilir, sering2 istirahat dengan kaki diangkat,
dengan diganjal. Tujuannya untuk mengurangi pembengkakan. Pemberian obat anti
sakit dan anti radang bisa diberikan atas petunjuk dokter.
Bagaimana
dengan pijat/urut tradisional?? Secara medis, ini sangat tidak dapat dibenarkan.
Mengapa? Terkilir adalah suatu cedera yang melibatkan proses peradangan, yang
disertai robekan pembuluh darah dan bahkan yang lebih berat lagi dapat disertai
fraktur atau robekan ligamen yang lebih besar. Manipulasi/memijat bagian yg
cedera akan memperparah karena mencegah pembuluh darah yang robek yang harusnya
secara normal akan “menutup” (sebagai respon alami tubuh), belum lagi jika ada
robekan ligamen dan fraktur. Prinsip RICE adalah prinsip utama yang sudah
menjadi gold standard/prinsip penanganan utama untuk terkilir di belahan dunia
manapun, terutama untuk olahragawan2.
Apabila
anda adalah seseorang yang benar2 mencintai olahraga, tindakan “agresif” kadang
perlu dilakukan. Segera setelah RICE, lakukan foto rontgen. Rontgen bisa
melihat adanya cedera penyerta seperti fraktur/retak/patah tulang, tapi tidak
bisa melihat cedera/robekan pada ligamen. Untuk melihat ligamen dengan baik,
harus dilakukan MRI.
Untuk
pemilihan obat anti nyeri dan radang, memang ada beberapa kontroversi, karena
proses peradangan yang terjadi merupakan mekanisme alami tubuh untuk “sembuh”.
Dengan mengkonsumsi obat anti nyeri dan anti radang, maka mekanisme ini akan
dihilangkan dan akibatnya penyembuhan akan tertunda. Beberapa jurnal kedokteran
olahraga dari American Journal of Sports
Medicine telah mengungkap bahwa ternyata kekuatiran tersebut tidak
beralasan, karena obat anti nyeri dan anti radang dapat membantu pasien untuk
segera kembali menggunakan bagian tubuh yang cedera, sehingga dapat mengurangi
bengkak/edema. Hanya saja, patut diketahui bahwa tidak semua anti nyeri
memiliki efek yang baik. Anti nyeri yang disarankan untuk dikonsumsi tanpa
memiliki efek samping yang buruk untuk penyembuhan cedera ligamen antara lain
adalah piroxicam, meloxicam, dan ibuprofen. Golongan anti nyeri yang tidak
memiliki efek samping terhadap lambung (cox-2 selective inhibitor) seperti
celecoxib sangat tidak dianjurkan, karena telah terindikasi dapat menghambat
penyembuhan ligamen.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon