Struktur Batuan Beku
Struktur batuan beku yang berhubungan dengan aliran magma: - Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
- Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
- Lava Bantal (pillow lava): struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.
- Blok Lava (Lava aa): aliran lava yang permukaannya sangat kasar, merupakan bongkah-bongkah.
- Lava Ropy (Lava Pahoehoe): aliran lava yang permukaannya halus dan berbentuk seperti pilinan tali, bagian depannya membulat, bergaris tengah samapai beberapa meter.
Struktur batuan beku yang berhubungan dengan pendinginan magma:
- Masif: bila batuan secara keseluruhan terlihat pejal, monoton, seragam, tanpa retakan atau lubang-lubang bekas gas.
- Vesikuler: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava)
- Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
- Kekar kolom (columnar joint): kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
- Kekar berlembar (sheeting joint): kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban.
Batuan beku di alam sangat banyak jenisnya, oleh karena itu untuk
memudahkan batuan beku perlu dikelompokan/diklasifikasikan. Batuan beku ada
yang diklasifikasikan berdasarkan kandungan SiO2, indeks warna, alumina
saturation, silica saturation, dan lalin-lain, tetapi terutama diklasifikasikan
berdasarkan komposisi mineral dan teksturnya.
Macam-macam klasifikasi batuan beku yaitu:
Klasifikasi batuan beku secara
megaskopis menurut IUGS (1973)
Secara megaskopik batuan beku dapat dibagi atas 2 kelompok besar yaitu
:
Batuan bertekstur fanerik, dapat teramati secara megaskopik (mata biasa), berbutir sedang-kasar (lebih besar dari 1 mm). Golongan fanerik dapat dibagi atas beberapa jenis batuan, seperti terlihat pada diagram segitiga Gambar 7a, 7b, dan 7c. Dasar pembagiannya adalah:
kandungan mineral kuarsa (Q), atau mineral
felspatoid (F), felsfar alkali (A), serta kandungan mineral plagioklas (P).
suatu batuan beku diketahui Q = 50%, A = 30%, P = 10% dan muskovit dan
biotit = 10%. Jadi jumlah masing-masing mineral Q, A, dan P yang dihitung
kembali untuk diplot di diagram adalah sebagai berikut : Jumlah mineral Q + A +
P = 50% + 30% + 10% = 100% – 10% (jumlah mineral mika) = 90%, maka : Mineral Q = 50/90 x 100% = 55,55% Mineral A =
30/90 x 100% = 33,33% Mineral P = 100% - (Q + A) = 100% - 88,88% = 11,12% Bila
diplot pada diagram 7a, hasilnya adalah batuan granitoid.
Gambar 7. Diagram Klasifikasi Batuan Beku Fanerik (IUGS, 1973) (a)
Klasifikasi umum, (b) Batuan ultramafik, gabroik & anortosit, (c) Batuan
ultramafik I. Granitoid; II. Syenitoid; III. Dioritoid; IV. Gabroid; V. Foid
Syenitoid; VI. Foid Dioritoid & Gabroid; VII. Foidolit; VIII. Anortosit;
IX. Peridotit; X. Piroksenit; XI. Hornblendit; II-IV. The Qualifier
‘Foid-Bearing’, digunakan bila feldspatoid hadir; IX-XI. Batuan Ultramafik.
Batuan beku bertekstur afanitik, mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa atau menggunakan loupe, umumnya berbutir halus (< 1 mm),
sehingga batuan beku jenis ini tidak dapat ditentukan prosentase mineraloginya
secara megaskopik. Salah satu cara terbaik untuk memperkirakan komposisi
mineralnya adalah didasarkan atas warna batuan, karena warna batuan umumnya
mencerminkan proporsi mineral yang dikandung, dalam hal ini proporsi mineral felsik
(berwarna terang) dan mineral mafik (berwarna gelap). Semakin banyak mineral
mafik, semakin gelap warna batuannya.
V. Phonolitoid; VI. Tephritoid; VII. Foiditoid; VIII. Ultramafitit
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan silika dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi batuan beku
berdasarkan kandungan silika
SiO2 (%)
|
Jenis Batuan
|
Contoh Batuan Plutonik
|
Contoh Batuan Volkanik
|
> 66
|
Asam
|
Granodiorit, Adamelit, Granit
|
Dasit, Riodasit, Riolit
|
52 – 66
|
Intermediet
|
Diorit, Monzonit, , Syenit
|
Andesit, Trachyandesit, Trachyt
|
45 – 52
|
Basa
|
Gabro
|
Diabas, Basalt
|
< 45
|
Ultrabasa
|
Peridotit, Dunit, Piroksenit
|
Ultramafitit
|
Klasifikasi batuan beku berdasarkan silica saturation dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi batuan beku
berdasarkan silica saturation
Saturated Rocks
|
Batuan beku tidak mengandung silika bebas (free silica) dan tidak
mengandung mineral-mineral yang tidak jenuh
|
Oversaturated Rocks
|
Dijumpai free silica (SiO2 - kuarsa)
|
Undersaturated Rocks
|
Tidak mengandung silika bebas, terdiri dari mineral-mineral yang tidak
jenuh akan SiO2 , contoh : leusit, nefelin
|
Klasifikasi batuan beku
berdasarkan alumina saturation
Klasifikasi batuan beku berdasarkan alumina saturation dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Klasifikasi batuan beku
berdasarkan alumina saturation
Peralumina
|
saturated terhadap alumina (Al2O3 > Na2O + K2O + CaO)
|
Peralkaline
|
oksida alkalin > oksida alumina
|
Subalumina
|
oksida alumina = atau > oksida alkalin (Na2O + K2O)
|
Metalumina
|
oksida alumina = atau > Na2O + K2O + CaO)
|
Klasifikasi batuan beku
berdasarkan kandungan mineral mafik
Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan mineral mafik dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Klasifikasi batuan beku
berdasarkan kandungan mineral mafik
Kandungan Mineral Mafik (%)
|
Batuan Beku
|
< 30
|
Leucocratic
|
30 - 60
|
Mesocratic
|
60 - 90
|
Melanocratic
|
> 90
|
Hypermelanic / Ultramafic
|
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon