Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Magma merupakan cairan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, mempunyai temperatur yang tinggi (900⁰-1600⁰C) dan berasal dari bagian dalam bumi yang disebut selubung bumi (mantel) bagian atas.
Komposisi magma terdiri dari 8 unsur utama yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Mg,
Na, K dan juga mengandung senyawa H2O dan CO2 serta beberapa komponen gas H2S,
HCl, CH4 dan CO. Pada berbagai kondisi temperatur, magma dapat berdiferensiasi
atau mengalami kristalisasi membentuk berbagai asosiasi mineral berupa berbagai
jenis batuan beku. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi
kristalisasi dari berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan yang
dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen.
Pada seri reaksi Bowen terjadi dua deret kristalisasi mineral yaitu
reaksi menerus dan reaksi tidak menerus. Seri reaksi menerus pada plagioklas
artinya kristalisasi plagioklas Ca yang pertama (anortit) menerus bereaksi
dengan sisa larutan selama pendinginan berlangsung, dan berubah komposisinya ke
arah plagioklas Na, disini terjadi substitusi sodium (Na) terhadap kalsium
(Ca). Seri reaksi menerus pada plagioklas merupakan deret larutan padat (solid
solution) yang menerus. Seri reaksi tidak menerus terdiri dari mineral-mineral
feromagnesian (Fe-Mg). Mineral pertama yang terbentuk adalah olivin. Hasil
reaksi selanjutnya antara olivin dan sisa larutannya membentuk piroksen. Proses
ini berlanjut hingga terbentuk biotit. Seri reaksi tidak menerus bersifat
incongruent melting.
Mineral-mineral yang terbentuk pada seri reaksi Bowen dapat dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu :
- Mineral felsik : umumnya berwarna cerah, mengandung Mg dan Fe yang rendah dan silika yang tinggi, misalnya plagioklas, k-felspar, muskovit dan kuarsa.
- Mineral mafik : umumnya berwarna gelap, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah, misalnya olivin, piroksen, hornblenda, dan biotit.
Bentuk dan Keberadaan Batuan Beku Batuan beku berdasarkan genesa
atau tempat terbentuknya dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
Batuan beku intrusi : batuan beku yang membeku di dalam bumi, yang menghasilkan 2 jenis batuan beku yaitu :
- Batuan hypabisal : batuan beku yang membeku di dalam bumi pada kedalaman menengah-dangkal sehingga menghasilkan batuan beku bertekstur sedang atau percampuran antara kasar-halus.
- Batuan plutonik : batuan beku yang membeku jauh di dalam bumi sehingga menghasilkan batuan beku bertekstur kasar-sangat kasar.
Batuan beku ekstrusi : batuan beku yang membeku di permukaan/di dekat
permukaan bumi, yang menghasilkan batuan beku volkanik yang bertekstur sangat
halus-halus.
Bentuk Tubuh Batuan Beku
Intrusi
Diskordan (Memotong perlapisan/arah struktur tubuh batuan)
- Batolit : Dimensi 100 km2 atau lebih, geometri melebar ke bawah, batuan beku asam (granitoid)
- Stock : Dimensi kurang dari 100 km2, geometri melebar ke bawah, batuan beku asam (granitoid)
- Dike: Memotong perlapisan, bentuk tabular, mengisi retakan, batuan beku intermedier-asam
Konkordan (Sejajar perlapisan/arah struktur tubuh batuan)
- Lakolit : Berbentuk seperti jamur, diameter 1-8 km, tebal 1000 m, kedalaman dangkal, batuan beku asam-menengah
- Lopolit : Berbentuk lentikuler, cekung ke bawah, diameter puluhanratusan kilometer, tebal ribuan meter, bagian bawah batuan beku basa-ultrabasa, bagian atas batuan beku asam
- Pakolit : Terdapat di daerah terlipat, di daerah antiklin dan sinklin, magma mengisi bagian yang terbuka/permeabel selama perlipatan
- Sill : Selaras dengan perlapisan, sebaran tipis (300 m), luas ratusan ribu km2, dekat permukaan, batuan beku basa
- Efusif : Lelehan lava, yang menghasilkan aliran lava (lava flow)
- Eksplosif : Letusan, yang menghasilkan batuan piroklastik
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon